Rumah Adat/Tradisional Aceh
Provinsi Aceh terletak di ujung
barat Indonesia. Provinsi ini memiliki rumah tradisional disebut
rumoh Aceh. Bentuknya unik dan seragam, yakni persegi empat
memanjang dari timur ke barat. Konon, letak yang memanjang itu
dipilih untuk memudahkan penentuan arah kiblat.
Pada jaman dulu, rumah tradisional
merupakan rumah idaman mayoritas penduduk Aceh karena rumah ini
terbuat dari kayu dan beratap rumbia. Bahkan mereka yang
berkecukupan pun, menghias rumahnya dengan kayu ukiran yang menarik
serta menggunakan ornamen sesuai dengan kekhasan daearah Aceh.
Komponen utama rumoh Aceh pun cukup
banyak lho, namun secara garis besar cukup dijelaskan 4
saja.
1. Pintu rumahadat
Aceh ini biasanya lebih rendah daripada tinggi orang dewasa. Tinggi
pintu tersebut biasanya 120 sampai 150 sentimeter. Jadi kalau orang
dewasa masuk kedalamnya harus menunduk dulu. Namun, begitu masuk
kedalam kita akan menemukan dan merasakan ruangan yang sangat
besar. Karena tidak ada perabot sperti kusrsi dan meja.
2. Ruang depan
disebut Seuramo reungeun, karena disini terdapat
bungeunatau tangga. Ruangan ini tidak berkamar-kamar dan
pintu masuk biasanya terdapat di ujung lantai di sebelah kanan.
Tapi ada juga yang membuat pintu menghadap ke halaman, dan
tangganya di pinggir lantai. Dalam kehidupan sehari-hari ruangan
ini berfungsi untuk menerima tamu, tempat tidur-tiduran anak
laki-laki dan tempat anak-anak belajar mengaji. Pada saat-saat
tertentu misalnya pada waktu ada upacara perkawinan atau upacara
kenduri, maka ruangan ini dipergunakan untuk makan bersama.
3. Ruang tengah
yang disebut rumah inong, lantainya lebih tinggi dan
ruangan ini dianggap suci dan sifatnya sangat pribadi. Di ruangan
ini terdapat dua buah bilik atau kamar tidur yang terletak di kanan
kiri dan biasanya menghadap Utara atau Selatan dengan pintu
menghadap ke belakang. Kamar tersebut disebut rumah inong dan
anjong, di tengahnya terdapat gang yang disebut rambut. Fungsi
rumah inong adalah untuk tidur kepala keluarga, dan anjong untuk
tempat tidur anak gadis. Bila anak perempuannya kawin, maka dia
akan menempati rumah inong sedang orang tuanya pindah ke anjong.
Bila anak permpuannya yang kawin dua orang, orang tua akan pindah
ke serambi atau seuramo likot, selama belum dapat membuat rumah
baru atau menambah/memperlebar rumahnya. Disaat ada perkawinan,
mempelai dipersandingkan di rumah inong, begitu pula bila ada
kematian rumah inong di pergunakan sebagai tempat untuk memandikan
mayat.
4. Ruang belakang
disebut Seuramo likot lantainya sama tinggi dengan seuramo
rengeun, dan ruangan ini pun tak berbilik. Fungsi ruangan ini
sebagian dipergunakan untuk dapur dan tempat makan,dan biasanya
terletak di bagian Timur ruangan. Selain itu juga dipergunakan
untuk berbincang-bincang para wanita serta melakukan kegiatan
sehari-hari seperti menenun, menyulam dan sebagainya. Tiang-tiang
penyangga yang menopang rumah terbaut dari kayu-kayu pilihan yang
kuat. Dindingnya terbuat dari papan yang keras dan diukirdengan
ukiran khas Aceh. Atap rumah terbuat dari rumbia. Hampir sama dari
semua rumah adat, rumah adat Aceh ini semua terbuat dari alam,
tidak menggunakan paku, tapi menggunakan pasak dan ikatan rotan.
0 komentar:
Posting Komentar